Breakfast hari di hotel saya dan Ri yang sekamar termasuk yang middle dalam hal bangun dan tiba di resto untuk breakfast. Langsung semangat buat sarapan karena ada BACON huehehehehe. Ngga nyentuh yang lain hanya bacon, hashbrown sama susu/ juice buah. Nikmat tenan!!
Perjalanan 2,5 jam dilanjut ke Damnoen Saduak Floating Market, dengan boat kayu tradisional menyusuri traditional village. Seru banget karena ternyata sungai-nya lumayan dalam dan arusnya lumayan deras sehingga beberapa kali saya sempet kecipratan air yang butek but it was fun kayak naik kora-kora di Dufan he3x. Setelah tiba di pasar utama maka berbelanjalah kami sambil ngga lupa beli jajanan mie bakso babi di pinggir sungai. Karena lapar banget rasanya jadi nikmat sekaleeeeee.

Setelah itu kami balik arah lagi ke Bangkok untuk makan siang di sebuah hotel yang saya lupa namanya. Makanannya sekali lagi didominasi dengan porky pork. Buat saya sih yummy yum yum tapi kasihan juga si Ade and yang cuma makan nasi dan sayur he3x
Dan perjalananpun dilanjut kembali menuju Pattaya yang diselingi dengan mengunjungi Suphattra Land – Kebun buah-buahan. Dalam perjalanan kami dihibur dengan sesi karaoke kang Hedy yang membawakan lagu-lagu karaoke Kahitna yang dibawa Sisi sang Tour Leader di Bus B. Seru banget karena Tour Guide kami yang asli orang Thai tapi fasih berbahasa Indonesia ngga mau percaya orang yang ada di Video adalah Hedy Yunus. Dia hanya mau mengakui mirip secara kang Hedy juga malu melihat tampang jadulnya dulu di Video Clip Kahitna jaman baheula. Sayangnya pas kita berhenti untuk sesi “pipis” kang Hedy dibajak ke bus sebelah jadinya hanya setengah jalan kami dihibur oleh suara emas (cieh… emas euy kekekekekekek) kang Hedy. Di kebun ini kami langsung disambut kelapa muda Bangkok yang bentuknya kecil tapi seger banget terus dilanjut naik kereta kecil untuk menuju ke tengah kebun dalam rangka menikmati Duren Monthong yang yummy yum yum. Kalo kata si Sit sang tour guide kalo mau yang matang kita musti minta yang Suk Suk sedangkan yang setengah matang (kesukaan orang Thai) adalah Dip Dip. Biarpun sudah berencana makan banyak tetep aja kemampuan perut menentukan. Ngga sampe 4 ceruk duren saya udah give up. Nah, disinilah kemudian terjadi sesuatu yang cukup menyeramkan. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan suara jeritan. Selidik punya selidik ternyata suara itu berasal dari suara jeritan beberapa orang yang melihat hasil photo di Kamera Digital. Saya sempet ogah melihat karena saya termasuk golongan penakut kelas kakap tapi atas nama penasaran saya pun akhirnya memberanikan diri untuk liat. Hi… syerem abis bow. Ternyata ketika teman saya Lia sedang diphoto bersama buat Duren Monthong yang diangkat sebahu ternyata hasilnya malah menampakkan wajah Lia menghilang dan berganti gambar wanita sedang bermain ayunan. Sit sang tour guide memang mengatakan kalo di Thailand memang hal-hal tersebut wajar-wajar saja. Well, ngga di Indonesia ngga di Thailand ternyata hal mistis kejadian juga.
Secara suasana sudah sangat gelap maka kami pun langsung menuju ke Pattaya. Begitu memasuki kota pantai ini kami langsung merasakan suasana hedon dimana-mana. Lampu-lampu malam dan hingar bingar bar beserta ”ayamnya” menyilaukan mata. Di Pattaya kami diajak makan di Grand Sole Hotel yang so so aja makanannya. Di tengah makan Cosmo ngadain kuis dan voila saya berhasil mendapatkan sebuah jam tangan dengan hanya berbekal sebuah kartu kredit BNI. Sebenernya sih lebih oke kalo dapet voucher Rp 500.000,00 dari Metro tapi daripada ngga dapet lumayanlah dapet jam tangan dan yang beruntung tentu saja my brother secara itu jam tangan adalah jam tangan cwo he3x.
Setelah kami masih ada kesempatan ke HardRock Hotel & Cafe Pattaya untuk once again, t-shirt hunting dan teteup.... photo-photo dong ah. Agak kalap disini karena ada Hotel dan Cafe yang bikin tambah banyak pilihan plus ada Handphone Strapped yang lumayan colourfull disini. Karena waktu agak mepet maka kami diburu-buru untuk segera menuntaskan belanja untuk nonton BANCI SHOW yang merupakan acara semacam kabaret yang dimainkan mainly oleh banci thailand yang alamak cantik kalipun. Kami semua dibawa berdecak kagum melihat ngga hanya wajah tapi juga bentuk tubuh mereka yang ngalahin kami wanita tulen. Ngiri.....
Selesai nonton kami pun check in ke hotel yang tepat berada di depan pantai Pattaya yang menurut saya sih biasa banget. Hotel kami unik karena berbentuk seperti kapal besar berwarna putih. Dan kamarnya pun berhias khas pelaut yaitu biru garis putih. Cool Hotel.
Sayang melewatkan malam hanya tidur di Hotel akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan malam menyusuri pantai Pattaya. Eleuh eleuh... udah kayak kandang ayam aja tuh pantai. Bukan kotor atau bau loh tapi ada ”ayam” dimana-mana dengan pelanggan mostly turis-turis bule entah dari mana. Tapi kami yang terdiri dari 4 cwe dan 1 orang cwo cuex bebex aja jalan-jalan. Kami sih ga ada tujuan hanya mengikuti kemana kaki berjalan. Akhirnya karena mulai capek kamipun berhenti untuk menikmati mie rebus khas thailand (yang berkaldu daging babi tentu saja) yang kalo di Jakarta mungkin seperti Mie Bakso keliling. Sekali lagi, endang estaurina rasanya apalagi ditambah sama bubuk cabe merah yang pedes. Setelah perut terisi kami melanjutkan perjalanan dan di tengah jalan kami ketemu dengan rombongan dari MRA jadi kamipun ikut mereka naik tuk tuk model bak mobil bak terbuka menuju ke mana saya ngga tau. Ternyata mereka mengajak kita turun di ujung pantai Pattaya yang disebut Walking Street alias jalanan buat jalan-jalan (kedengeran aneh ya? he3x) tapi lebih tampak seperti daerah pelacuran to me. Pemandangannya gawat banget deh. Kami memisahkan diri dari group MRA karena mereka mau mencari makanan sedangkan kita masuk lebih kedalam untuk melihat jalanan paling hedon di seluruh dunia. Mungkin karena supply lebih besar dari demand makanya ”ayam” jualan diri banting harga. Mulai dari yang berbaju minim sampe yang menawarkan diri satu paket sama minuman. Kami 4 cwe cukup punya nyali juga masuk ke dalam sarang manusia-manusia bejat itu tapi tetep aja saya pribadi agak was was. Untungnya sih sepanjang jalan kami baik-baik aja ngga ada yang ganggu, mungkin juga karena baju kami yang tertutup jadi agak kontras sama yang jual diri itu huehehehehehe. Pulangnya kami kembali naik tuk tuk yang kali ini harus agak nawar secara katanya ke arah hotel kami harus agak muter. Sampe hotel sekitar jam 2 pagi tapi karena keesokan harinya tidak perlu bangun pagi jadi agak panjanglah waktu tidur. Saya sempet terdampar sebentar di kamar Ade and the gank sampe jam 3 pagi karena Ri teman sekamar saya yang membawa kunci memisahkan diri dan bergabung dengan gebetan barunya si Mr. Don dan kawan-kawan kekekekekekek

Secara suasana sudah sangat gelap maka kami pun langsung menuju ke Pattaya. Begitu memasuki kota pantai ini kami langsung merasakan suasana hedon dimana-mana. Lampu-lampu malam dan hingar bingar bar beserta ”ayamnya” menyilaukan mata. Di Pattaya kami diajak makan di Grand Sole Hotel yang so so aja makanannya. Di tengah makan Cosmo ngadain kuis dan voila saya berhasil mendapatkan sebuah jam tangan dengan hanya berbekal sebuah kartu kredit BNI. Sebenernya sih lebih oke kalo dapet voucher Rp 500.000,00 dari Metro tapi daripada ngga dapet lumayanlah dapet jam tangan dan yang beruntung tentu saja my brother secara itu jam tangan adalah jam tangan cwo he3x.

Selesai nonton kami pun check in ke hotel yang tepat berada di depan pantai Pattaya yang menurut saya sih biasa banget. Hotel kami unik karena berbentuk seperti kapal besar berwarna putih. Dan kamarnya pun berhias khas pelaut yaitu biru garis putih. Cool Hotel.
Sayang melewatkan malam hanya tidur di Hotel akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan malam menyusuri pantai Pattaya. Eleuh eleuh... udah kayak kandang ayam aja tuh pantai. Bukan kotor atau bau loh tapi ada ”ayam” dimana-mana dengan pelanggan mostly turis-turis bule entah dari mana. Tapi kami yang terdiri dari 4 cwe dan 1 orang cwo cuex bebex aja jalan-jalan. Kami sih ga ada tujuan hanya mengikuti kemana kaki berjalan. Akhirnya karena mulai capek kamipun berhenti untuk menikmati mie rebus khas thailand (yang berkaldu daging babi tentu saja) yang kalo di Jakarta mungkin seperti Mie Bakso keliling. Sekali lagi, endang estaurina rasanya apalagi ditambah sama bubuk cabe merah yang pedes. Setelah perut terisi kami melanjutkan perjalanan dan di tengah jalan kami ketemu dengan rombongan dari MRA jadi kamipun ikut mereka naik tuk tuk model bak mobil bak terbuka menuju ke mana saya ngga tau. Ternyata mereka mengajak kita turun di ujung pantai Pattaya yang disebut Walking Street alias jalanan buat jalan-jalan (kedengeran aneh ya? he3x) tapi lebih tampak seperti daerah pelacuran to me. Pemandangannya gawat banget deh. Kami memisahkan diri dari group MRA karena mereka mau mencari makanan sedangkan kita masuk lebih kedalam untuk melihat jalanan paling hedon di seluruh dunia. Mungkin karena supply lebih besar dari demand makanya ”ayam” jualan diri banting harga. Mulai dari yang berbaju minim sampe yang menawarkan diri satu paket sama minuman. Kami 4 cwe cukup punya nyali juga masuk ke dalam sarang manusia-manusia bejat itu tapi tetep aja saya pribadi agak was was. Untungnya sih sepanjang jalan kami baik-baik aja ngga ada yang ganggu, mungkin juga karena baju kami yang tertutup jadi agak kontras sama yang jual diri itu huehehehehehe. Pulangnya kami kembali naik tuk tuk yang kali ini harus agak nawar secara katanya ke arah hotel kami harus agak muter. Sampe hotel sekitar jam 2 pagi tapi karena keesokan harinya tidak perlu bangun pagi jadi agak panjanglah waktu tidur. Saya sempet terdampar sebentar di kamar Ade and the gank sampe jam 3 pagi karena Ri teman sekamar saya yang membawa kunci memisahkan diri dan bergabung dengan gebetan barunya si Mr. Don dan kawan-kawan kekekekekekek
.
FransLus
No comments:
Post a Comment