Just Re-Post My Article that being published in www.theurbanmama.com on 12 Sep 2012 0:01:59
Kalya lahir pada hari Valentine 2011. Sebagai calon ibu yang sadar teknologi saya sudah mulai mencari ilmu supaya saya bisa mempersiapkan diri lahir dan batin buat jadi ibu. Sejak itulah saya mengenal TUM dan mulai menjadi silent rider yang setia.
Ketika Kalya berumur 2 bulan saya masuk kerja lagi. Dengan bekal ilmu dari para mama dan papa di TUM, saya sudah mempersiapkan semua perlengkapan perang dengan 50 botol asip di freezer. Targetnya saya bisa memberikan ASIX untuk Kalya selama dua tahun penuh. Hari pertama masuk kantor saya diantar teman ke ruang memerah yang di kantor saya disebut Nursery Room atau biasa disingkat NR. Masih malu-malu saya dibimbing oleh anggota lama bagaimana cara menggunakan pompa Medela Lactina yang tarikannya super dahsyat. Beda sekali dengan pompa Medela Swing saya yang tarikannya sayup sayup.
Awalnya saya masih belum menemukan ritme memompa. Berapa kali memompa? Jam berapa memompa? Berapa lama memompa? Tapi dengan masukan dari teman-teman senior di NR saya mulai bisa menyesuaikan diri juga dengan pekerjaan dan jam kerja. Ternyata ilmu yang saya dapat tidak cuma untuk urusan ASI tapi kami juga berbagi tentang berbagai hal mulai dari urusan kesehatan dan perkembangan bayi sampai urusan pribadi.
Ada semacam aturan tak tertulis kalau ada yang lulus S1 (6 bulan), S2 (1 tahun) dan S3 (2 tahun) ASI, yang bersangkutan menyediakan makanan kecil di NR untuk dinikmati bersama. Hal ini bukan paksaan tapi cuma untuk kebersamaan semata. Kadang kami makan keluar bersama untuk merayakan kalau sudah bosan dengan kue-kue kecil.
Karena tempat berkumpulnya ibu-ibu, tidak bisa tidak pasti ada lapak yang di gelar di sana. Mulai dari perlengkapan rumah tangga, pakaian, makanan, kosmetik sampai bumbu masak. Menuju NR selalu dengan perasaan senang karena akan bertemu teman-teman yang menyenangkan dan sejenak keluar dari kepenatan pekerjaan.
Kami juga saling membesarkan hati satu sama lain kalau ada anak yang sakit, masalah keluarga, atau penghasilan (istilah kami untuk asip) menurun. Seperti punya sahabat-sahabat baru yang selalu memberikan dukungan. Sebenarnya dukungan dari keluarga juga sangat besar tetapi mendapat dukungan dari orang-orang yang mengalami hal yang sama pasti beda rasanya.
Karena jadwal memompa yang berbeda-beda, kami juga punya group di BB. Yang dibahas ya tidak jauh berbeda dengan yang dibahas di NR.
Sejujurnya, saya nyaris putus asa dan memutuskan “pensiun dini” memompa asi. Karena makin lama ASIP saya berkurang drastis. Kalya pun sudah lebih banyak minum UHT ketimbang ASIP. But the thought of not coming to NR is killing me. Rasanya seperti mau berpisah sama pacar.
Sampai sekarang saya masih setia pumping di kantor walaupun ‘oleh-oleh” buat Kalya tidak sampai 100 ml sehari. Being supported and be able to support other moms is truly a magical feeling.
No comments:
Post a Comment