Hari ini selepas turun dari mobil Ri, saya sedikit berlari memasuki pelataran Gereja Theresia. Misa Jam 7 sudah akan dimulai 5 menit lagi jadi saya harus segera ambil posisi. Sesampainya saya di dalam gereja dan sudah mengambil posisi duduk yang enak saya baru menyadari kalau cardigan semi jacket saya tidak saya bawa. Kesimpulan saya mungkin ketinggalan di mobil Ri maka saya segera sms Mels untuk minta tolong menyimpankan dulu dan kemudian mematikan handphone untuk mengikuti misa. Selesai misa saya membaca sms dari mels kalo di dalam mobil Ri tidak ada cardigan saya. Waduh, saya berusaha berfikir apakah cardigan tersebut tertinggal di Plasa Indonesia tempat saya dan temen2x kuliah hang out sebelum ke gereja atau jatuh ketika saya turun dari mobil. So, sebelum mencoba balik ke mall saya iseng tanya kepada tukang bakpao yang mangkal di depan gereja apakah dia melihat ada jacket jatuh. Dan saya langsung lega begitu dia bilang disimpan oleh tukang parkir. Segera saya bertanya ke salah satu tukang parkir dan dia segera berlari mengambil jacket saya yang sudah dibungkus dalam plastik hitam dan setelah memberikan imbalan sepantasnya saya segera berlalu untuk pulang.
.
Dalam perjalanan saya berfikir. Seperti ini kali ya yang dinamakan jodoh. Kalo si cardigan itu bukan jodoh saya dia sudah kegilas mobil dan dikira keset dan dibuang ke tong sampah kali ya? Cardigan itu pernah ketinggalan di mobil seorang teman dan tidak kembali saya sampai 6 bulan kemudian karena saya dan teman saya sulit janjian ketemu saking sibuknya sang teman. Tapi dia selalu kembali ke saya. Biarpun ketika bertanya pada tukang bakpao saya tidak terlalu mengharapkan jawaban positif dan bertanya sambil berproses untuk mengiklaskan kehilangannya. Sampai berapa lama cardigan hitam itu jadi jodoh saya? Saya menyayanginya karena dia punya kisah tapi kalau suatu saat dia tak layak lagi pakai apakah saya harus menyimpannya?
.
FransLus
.
Cardigan semi jaket hitam berlabel m)phosis itu punya kisah tersediri. Itu adalah cardigan idaman yang sudah beberapa bulan saya incar di toko yang rata-rata berharga mahal (at least buat saya ketika itu). Sampai akhirnya saya mendapat voucher dari point kartu kredit saya maka akhirnya saya mampu membeli si hitam keren itu. Memakainya rasanya keren sekali apalagi berasa mahal di badan (emang mahal berasa di badan ya? he3x)
No comments:
Post a Comment